Kisah Habil dan Qabil
Allah Berfirman: Artinya:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah tentang dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya , ketika keduanya mempersembahkan korban , maka di terima dari salah seorang dari mereka berdua (habil) dan tidak di terima dari yang lain (Qabil) . Ia berkata (Qabil): “Aku pasti akan membunuhmu!”. Berkata Habil: “Seungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.“Sungguh kalau kamu menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan mengerakan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim.”Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah dia diantara orang-orang yang merugi.Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak mengali-gali dibumi untuk memperlihatka kepada (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagk ini, lalu aku dapat menguburkan mayat suaraku ini ?” karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang yang menyesal. (QS.Al-Maidah:27-31).
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir:
“Sungguh kami telah membahas kisah ini di dalam surat al-Maidah didalam kitab Tafsir dengan pembahasan yang cukup padat dan seegala puji bagi Allah. Adapun perkatanya (Habil) kepadanya (Qabil) tatkalah dia mengancam untuk membunuhnya, (“Sungguh kalau kamu menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan mengerakan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”. ) Ini menunjukan atas kebaikan akhlaknya dan takut serta khasyahnya dia kepada Allah, dan dia bersikap hati-hati dari membalas perlakuan sudaranya dengan kejelakan yang semisal sebagaimana yang dilakukan seudaranya terhadapnya.
Oleh karena ini telah tap di dalam shahihain dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya beliau bersabda:
"Apabila dua orang muslim saling berhadapan dengan kedua pedangnya maka si pembunuh dan yang dibunuh sama-sama dineraka . Dia (Bakrah) berkata, “Saya bertanya atau dikatakan ; Yang demikian Itu (balasan) bagi pembunuh maka bagaimana (bisa) yang dibunuh (juga seperti itu) beliau bersabda: “Sesungguhnya dia (yang terbunuh) juga bermaksud untuk membunuh kawannya juga." (Hadist Ini dikeluarkan al-Bukhari dalam shahihnya dari al Ahnaf bin Qais juga Muslim bab Idza tawaajahal Muslimani,darinya juga).
Dan perkataannya :( “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim.”) maksudnya yaitu: Sesungguhnya aku hendak meninggalkan perlawanan kepadamu walaupun sebenarnya akui lebih kuat dari padamu, karena memang engkau telah bertekad untuk melakukan apa yang engkau inginkan, (maka) engkau akan membawa dosa membunuhku dan dosa-dosamu sebelumnya, sebagaima dikatakan Mujahid dan As-Suddi dan Ibnu Jarir dan selainya. Ini tidak berarti dosa-dosa yang terbunuh berpindah kepada sipembunuh hanya karena sebab membunuhnyasebagaimana sebagian orang salah memahaminya, maka sesugguhnya ibnu Jarir menceritakan Ijma’ yng menyelisihi keyakinan yang salah tersebut.
Adapun hadist yang dibawakan sebagian orang yang tidak mengetahui dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya dia bersabda: Artinya:
"Tidaklah pembunuh meninggalkan dari suatu dosa pun atas yang di bunuh."
Hadits ini tidak ada asal usulnya tidak di kenal sedikitpun baik dengan sanad yang shahih, tidak pula hasan dan tidak pula haif di dalam kitab-kitab hadits. Berkata Sholah Fathi Hilal, “(Hadits) dha’if :”Rujuk kembali kedalam kitab Kasyful Khafa oleh al-‘Ajluni (2200).
Namun kadang kadang terjadi suatu kasus yang bersamaan pada sebagian orang pada hari kiamat sipembunuh menuntut haknya kepada sipembunuh sedangkan dia tidak bisa membayar kezhalimananya tersebut kepadanya, maka kejelekan orang yang terbunuh berpindah kepada orang yang membunuh, Sebagaimana telah ditetapkan hal tersebut didalam hadits yang shahih didalam seluruh masalah kezhaliman dan pembunuhan termasuk yang paling besar dari padanya wallahu a’lam.
Dari Ibnu Mas’ud Nabi shallallahu ‘laihi wasalam bersabda: Artinya:
"Tidaklah suatu jiwa terbunuh secara zhalim melainkan anaka adam yang pertama mendapatkan dosa dari tertumpahnya darah tersebut karena dia adalah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan.” (HR. al-Bukhari)
Dan di gunuh Qasiyun sebaelah kiri Damasykus ada magharah (tempat ditumpahkannya darah) disebut magaharatuddam, tempat tersebut masyhur terkenal bahwasanya disanalah tempat terjadi nya pembuhuhan Habil oleh Qabil, berita tersebut termasuk berita yang di ambil dari Ahli Kitab maka Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenaranya.
Sungguh Alhi sejarah telah menyebutkan bahwa Adam ‘alahi salam belum wafat sampai dia meliahat dari keturunannya dari anak-anaknya dan anak-anak dari anak-anaknya sampai empat puluh ribu keturunan wallahu a’lam.
Berkata Sholah Fathi hilal, “sebagian manuskrip mengakatakan empat ratus ribu keturunan “ tidak ada landasan bagi pendapat ini dan sebelumnya baik dari Kitab maupun Sunnah, Allahlah yang lebih Tahu tentang kebenarnya.
Sumber : http://udenriorinaldi.blogspot.com/2010/08/kisah-habil-dan-qabil.html
Mengapa Qabil membunuh Habil?
Al-Qur'an menuturkan kisah anak-anak Adam dan pembunuhan satu dengan yang lainnya sebagai berikut: "Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, lalu diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil)." Hal ini yang menjadi sebab saudara yang tidak diterima amalannya (Qabil), mengancam membunuh saudara yang lainnya (Habil) dan bersumpah "Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Namun saudaranya (Habil) memberikan nasihat dan berkata, "Apabila demikian adanya, bukanlah salahku, melainkan salahnya berpulang kepadamu dimana perbuatanmu tidak disertai dengan takwa. “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa."
Kemudian Habil menambahkan: "Sungguh kalau kamu menjulurkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menjulurkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." (Qs. Al-Maidah [5]:28)
Di samping itu, saya tidak ingin memikul dosa orang lain, "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri." (Lantaran apabila engkau mengamalkan ancamanmu (dan membunuhku) maka beban dosa yang telah kulakukan pada masa lalu akan jatuh di pundakmu; karena engkau telah membunuhku dan engkau harus membayar tebusannya dan karena engkau tidak memiliki amal kebaikan maka engkau harus memikul beban dosa-dosaku). Dan tentu saja dengan menerima tanggung jawab besar ini, "maka engkau akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”a
Dari ayat-ayat ini dengan baik dapat disimpulkan bahwa sumber pertama perbedaan, pembunuhan dan pelanggaran dalam dunia kemanusiaan adalah masalah hasud. Dan masalah ini membuat kita mengenal pentingnya (untuk mengetahui dan menghindar dari) akhlak tercela ini dan pengaruh luar biasanya atas pelbagai kejadian dan peristiwa sosial dalam masyarakat umat manusia.
Sumber : http://muhammad-thamrin.blogspot.com/2010/06/mengapa-qabil-membunuh-habil.html
KISAH HABIL DAN QABIL PUTERA NABI ADAM a.s.,-bag ke 2
KISAH HABIL DAN QABIL PUTERA NABI ADAM a.s.
Pembunuhan Pertama Dalam Sejarah Manusia.
Dengan telah jalurnya keputusan dari langit yang menerima korban Habil dan menolak korban Qabil maka pudarlah harapan Qabil untuk mempersandingkan Iqlima tidak puas dengan keputusan itu namun tidak ada jalan untuk menyoalkan. Ia menyerah dan memerainya dengan rasa kesal dan marah sambil menaruh dendam terhadap Habil yang akan dibunuh di kala ketiadaan ayahnya.
Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan keluarga kepada Qabil. Ia berpesan kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya selama ketiadaannya. Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumahtangga terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang mengeruhkan suasana atau merosakkan hubungan kekeluargaan yang sudah akrab dan intim.
Qabil menerima pesanan dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan amanat ayahnya dengan sebaik-baiknya dan sempurna berpergiannya akan mendapat segala sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan. Demikianlah kata-kata dan janji yang keluar dari mulut Qabil namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia telah diberi kesempatan yang baik untuk melaksanakan niat jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habil saudaranya.
Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabil menemui Habil di tempat penternakannya. Berkata ia kepada Habil:"Aku datang ke mari untuk membunuhmu. Masanya telah tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi ini."
"Apa salahku?"tanya Habil. Dengan asalan apakah engkau hendak membunuhku?"
Qabil berkata:"Ialah kerana korbanmu diterima oleh Allah sedangkan korbanku ditolak yang bererti bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu."
Habil berkata:"Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima korbanku dan menolak korbanmu?Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami laksanakan?Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nafsu dan ajakan syaitan! Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak- masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan dengan tulus ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni.
Adakah mungkin sesekali bahawa korban yang engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah rosak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan sebagai korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling sihat dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah.
Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh Iblis itu, musuh yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat tanganku untuk membalasmu kerana aku takut kepada Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi diriku."
Nasihat dan kata-kata mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dengki, dendam dan iri hati sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang kepada saudara sekandungnya.
Qabil yang dikendalikan oleh Iblis tidak diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang mempertimbangkan kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabil bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habil saudaranya, menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang dipukul kepalanya dengan batu sampai mati.
Contoh yang diberikan oleh Iblis itu diterapkannya atas diri Habil di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan jatuhlah Habil sebagai korban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai korban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia
0 komentar:
Post a Comment