Nadlatul Ulama’ yang brdiri pada tanggal 31 januari 1926, menyimpan berbagai sejarah kelahiran yang berliku-liku. Selain menghadang arus modernisasi pemikiran yang bersebrangan dengan kaum yang tradisionalis, juga menjadi wadah para ulama’ dalam memimpin umat menuj terciptanya izzul islam walmuslimin (kejaya’an islam dan kaum muslimin)
Bermula dari kongres Umat islam ke empat di Yogyakarta (21-27 Agustus 1925) dan kongres al-islam ke lima di bandung (5 februari 1926) kedua rapat akbar umat islam Indonesia ini untuk memilih utusan mengadiri kongres islam sedunia di mekah.
Kongres al-islam di Yogyakarta dan bandung sanggat didominasi kalangan islam modernis. Bahkan sebelum kongres dibandung, kalangan medernis sudah mengadakan pertemuan terlebih dahulu (8-10 januari 19 26) salah satu keputusan nya mnetap kan nya H.O.S Tjokro aminoto dari Saarekat Islam dan K.H. Mas Mansyur dari Muhamadiyah sebagai utusan untu menghadiri kongres di mekah. K.H A. Wahab Chasbullah dari kalangan trdisionalis, yang “disingkirkan” dalam perhelatan itu, mencoba mengajukan usul-usul atas aspirasi islam trdisionalis agar Raja Ibnu Saud menghormati tradisi ke agama’an, seperti membangun kuburan, membaca do’a dalailul khayrat, ajaran madzhab, termasuk tradisi yang mengurat di mekkah dan Madinah, namun usul-usul tersebut tampak nya dikesampingkan oleh kalangan modernis .
Akhirnya Kyai Wahab beserta taga orang pengikut nua meninggalkan kongres dan mngambil inisiatif tersendiri dengan mengadakan rapat-rapat dikalangan ulama’ senior musywaroh musyawaroh kecil itu awalnya hanya melibatkan beberapa tokoh yang datang dari Ampel, Kawatan, Bubutan Sawahan Dan daerah sekitar nya semua nya kebanyakan berasal dari Surabaya, Unik nya, rapat semacam itu dilakukan di musholla yang didirikan oleh H. Musa. Mushalla itu berada di jln. Ampel Masjid ( sekarang jln. Kalimas Udik )
Baru setahun kemudian , tepat nya pada 31 januari 1269 (16 rajab 1344 H ) dalam sebuah pertemuan dirumah Kyai Wahab di kampong Kawatan , Surabaya , yang dihadiri sejumlah ulama’ dari beberapa pesntren besar dijawa tengah dan jawa timur para kyai sepakat mendirikan Kmite Hijaz, untuk mengantisipasi gerakan wahabi yang didukung secara politik oeh raja Ibnu Saud.
Pertemuan bersejarah memang dihadiri beberapa ulama’ senior yang berpengaruh, seperti Ky.Hasyim Asy’ari dan Ky Bisri Syansuri (jombang) , Ky R.asnawi (kudus), Ky Ma’sum (Lasem, Rembang) Ky Nawawi (pasuruan) Ky Nahrowi, Ky Alwi Adul Aziz (malang), Ky Ridwan Abdullah, Ky Abdullah Ubaid (Surabaya), Ky Abdul Halim (Cirebon), Ky Muntaha (Madura), Ky Dahlan Abdul Qohar (Kertosono) , Ky Abdullah Faqih (Gresik) dan lain-lain
Pertemuan para ulama’ di kediaman Ky Wahab itu juga menyepakati pebentukan sebuah jam’iyah sebagai wadah para ulama’ dala memimpin umat menuju terciptanya izzul islam wal muslimin (kejaya’an islam dan kaum mislimin) jam’iyah itu diberi nama NAHDLATUL ULAMA’ (kebangkitan kaum ulama’) , yang antara lain bertuan membina masyarakat islam berdasarkan paham ahli sunnah waljama’ah , seperti tertuang dalam pasal 3 ayat A & B ,(statute perkoempulan nahdlatul ulama’ 1926 ABNO, Surabaya ,1344 H) “mengadakan perhubungan diantara ulama’-ulama’ yang bermadzhab” dan “memriksa kitab-kitab sebelum nya yang dipakai untuk mengajar supaya diketahui apakah itu dari pada kitab-kitab ahl sunnah waljama’ah atau kitab ahli bid’ah.
Dalam forum ulama’ yang cukup sederhana itu haji hasan gipo (1869-1934) ditujukan oleh Ky Wahab Chasbullah menjadi ketua tanfid-ziah HBNO (HOOFD Bestur Nahdlatul Ulama’) didampingi Ky.RA’IS Said (paneleh,Surabaya) sebagai Rais Syuriah . pertemuan tersebut juga memutuskan , mengirim delegasi (komite hijaz) , antara lain : Ky Wahab Chasbullah (jombang) , Ky Chalil Masyhudi (lasem) dan syaikh Ahmad Gunaim Al-misri, untuk menghadiri kongres islam sedunia di Makkah skaligus menemui Raja Ibnu Saud mereka membawa pesan ulama’ agar Ibnu Saud menghormati ajaran empat madzhab dan memberikan kebebasan dalam menunaikan ibadah . dalam jawaban tertulis nya , Ibnu Saud hanya menyatakan akan menjamin dan menghormati ajaran empat madzhab dan faham ahi sunnah waljama’ah sampai sekarang riwayat ketua tanfidziaah HBNO pertama, Hj Hasan gipo sangat sulit dilacak. Hanya saja mencatat kepengurusan duet H.Hasan Gipo dan Ky Rois Said berlangsung selama 3 tahun dalam buku karisma Ulama’ : kehidupan ringkas 26 Tokoh NU, Yayasan safudin Zuhri dan penerbit Mizan , 1998, Hlmn.49-54 disebutkan Hasan Gipo lahir di daerah kampung sawahan (sekaranag jln.kalimas udik) . iya masih keturunan kelurga besar “marga” Gipo, sehingga nama Gipo diletak kan di belakang nama hasan. Nama Gipo sebenarnya merupakan singkatan sagipodin dari bahasa ‘arab , skifudin , sakaf (pelindung). Jika dirumut silsil nya , Hasan gipo masih punya hubungan keluarga dengan Ky,Mas Mansyur, Salah seorang endiri muhamadiyah , yanag juga keturunan Abdul latif gipo. Gipo , yanag berdasar Arab , Adalah saudagar kaya di komplek ampel, Surabaya. Sehingga Kampung tempat Gipo kemudian dikenal dengan Gang Gipo, dan keluarga ini mempunya makam keluarga yang dinamai makam Gipo di komleks Masjid Ampel. Gang Gipo sendiri ini berubah menjadi jalan jln.Kalimas Udik. Sebagai ketrunn Arab , Hasan Gipo mempunya Tubuh sedikit besar , berbada Gemuk dan berkumis. Iya wafat tahun 1934, meninggalkan 3 putri. Sebagai keturunan Hasan Gipo, kini tinggal di daerah wonokromo, Surabaya, Dan gresik.
Baru sesudah muktamar IV di Semarang (1348 H/1929), H. Hasan Gipo diantikan oleh Ky. Noor (sawah pulau, Surabaya) yang didampngi Ky.Hasyim Asy’ari sebagai rais akbar HBNO dengan Ky.Wahab Chasbullah. Sebagai Katib ‘am.
Perminta’an Hindia Belanda baru meresponperminta’an tersebut pada tanggal 6 Februari 1930dan masuk dalam besluit (surat keputusan) Gubernur Djendral . Statuten itu Berisi Anggaran Dasar NO. terdiri dari 12 pasal, yang ditulis di dwibahasa : Belanda dan Indonesia Yang mengesahkan Badan Hukum NO atas nama GD Hindia-Nederland adalah G.R. Erdbink. Dokumen penting ini kini berada di Universitas Laiden, Belanda.
Presiden HBNO pertama, H.Hasan Gipo menempati sebuah rumah yang sederhana sebagai sekretrariat di Jln. Sasak No.32 Surabaya sampai tahun 1945 Selain HBNO Badan Otonom NO. Yakni barisan pemuda Anshor.berkantor di Jln. Bubutan 6/2, Surabaya direbut Belanda dan menyusun meletus nya perlawanan rakyat melawan penjajah pada 10 november 1945 Ky.Muhammad Dahlan. Konsul NO Jawa timur, memindahkan ke Jln pangandangan 3, Kabupaten Pasuruan.
Ketika terjadi Agresi militer Belanda I (1947) dari pasuruan jatuh ketangan Belanda Ky.Muhammad Dahlan kembali memindahkan kantor HBNO. Ke Jln. DR Soetomo No. 09 Madiun. Setahun kemudian September 1948 meletus pembrontakan PKI Madiun yang disusun dengan Agresi Belanda II. Akhirnya Kantor PBNU kembali dipindahkan ke Surabaya.
Sejak ibu kota republic Indonesia kembai Ke Jakarta 1950, PBNO juga iikut pindah ke Jakarta. Ruangan kantor PBNO berada di Jln. Menteng Raya 24, kira-kira 300 meter sebelah timur Setasiun Gambir.ruangan tersebut adalah bagian dari kantor dagang “waras”, sebuah perusahaan dagang milik tokoh-tokoh NO : Wahid Hasyim, Zainul arifin, dan Achsien.
Sekalipn berpindah pindah kantor, NO telah menjelma menjadi bayi raksasa, seperti yang telah diramalkan Ky.CHOLIL BANKALAN. Pengurus cabangdan wilayah terbesar hampir diseluruh Indonesia, dan mendapat dukunganluas dari para Kyai serta santri Pesantren salaf. Tak mengherankan jika pada pemilu 1955, dalam tempo kurang dari 3 tahun persiapan, NO mampu menduduki 3 dari, The big four (4 besar) pemenang pemilu dengan jumlah 6.955.141 suara, setelah PMI dan Mas yumi , posisi kee 4 ditempati PKI. Tentu , untuk ukuran sebuah Organisasi sosial kemasyarakat dan partai politik islam terbesar di Indonesia, NO di Menteng raya sudah sangat tidak layak. Pada 1956, Ky Syaifudin Zuhri sewakt menjabat sakjen PBNU meinta Ky Muhamad Dahlan untuk mencari tempat yang lebih layak, 2 minggu kemudian , Dahlan melapor Ky Syaifudin Zuhri bahwa calon gedung PBNU ada di Jln Keramat raya no.164. ketika melihat bangunan fisik nya , Syaifudin merasa kurang cocok baginya dengan gedung itu . baginya , gedung tersebut hanya layak digunakan sbagai toko. Dahlan terus meyakinkan Syaifudin bahwa letak nya strategis.
Dan hargany jua murah Cuma Rp 1.250.00, dan dapat di angsur dua kali.nmenurut Ky Muhammad Dahlan, sulit mencar gedung terbaik dan harga terjangkau, Karna kondisi keuangan PBNOwaktu itu kurang menggembirakan.
Selain itu ada cerita menarik lain nya. Dahulu Ky Muhammad Dahlan dan Ky Saifudin Zuhri mempunyai kesuka’an yang sama ,yakni makan sup,gulai dan sate kambing,di Jln Raden Shaleh yang terkenal sangat nikmat, mengapa Dahlan ngotot memilih gedung di Jln. Kramat 164 sebagai kantor PBNU, menurut subhan, Z.E, tokoh muda NU, kepada Ky Saifudin Zuhri, “letak nya kan hanya 300-400 meter dari warung makan (yang di Jln. Raden Saleh) langganan kita”.
Tanpa disadari sebelum nya, kantor PBNU itu ternyata berhadapan dengan CC PKI. Jln Kramat Raya itu memajang dari ujung paling utara di senen raya ke ujung paling paling selatan di Salemba raya du jalan strategis dan sibuk itu empat partai politik menempat kan kantor mereka .pada satu deretan berjarak antara 200-300 meter berdiri kantor DPP Masyumi , CC PKI persis dimukan kantor PBNU, dan mendekati Salemba Raya berdiri kantor DPP PNI,
Hingga kini, setelah 60 tahun lebih berselang, gedung di Jln. Kramat Raya 164 tetp dimanfa’at kan sebagai kantor PBNU. Pada 1999, Swaktu Ky Abdurrahman Wahid menjabat presiden RI, gedung PBNU direnovasi mejadi gedung megah berlantai delapan,.
0 komentar:
Post a Comment